Selulitis (Cellulitis) merupakan infeksi bakteri pada jaringan subkutan yang, pada orang-orang dengan imunitas normal, biasanya disebabkan oleh Streptococcus pyrogenes. ‘Erisipelas’ adalah istilah untuk selulitis streptokokus yang superfisial di mana tepinya berbatas tegas. Kadang-kadang, bakteri lain ikut terlibat. Haemophilus influenzae merupakan penyebab yang penting dari selulitis fasial pada anak-anak, yang sering berhubungan dengan otitis media ipsilateral. Pada orang-orang dengan imunokompromasi (immunocom-promised), berbagai macam bakteri mungkin menyebabkan selulitis.
Selulitis sering terjadi pada tungkai, walaupun bisa terdapat pada bagian lain tubuh. Erisipelas biasanya terjadi di daerah muka. Organisme penyebab bisa masuk ke dalam kulit melalui lecet-lecet ringan atau retakan kulit pada jari kaki yang terkena tines pedis, dan pada banyak kasus, ulkus pada tungkai merupakan pintu masuk bakteri. Faktor predesposisi yang sering adalah edema tungkai, dan selulitis banyak didapatkan pada orang tua yang sering mengalami edema tungkai yang berasal dari jantung, vena, dan limfe.
Daerah yang terkena menjadi eritema, terasa panas dan bengkak, serta terdapat lepuhan-lepuhan dan daerah nekrosis. Pasien menjadi demam dan merasa tidak enak badan. Bisa terjadi kekakuan, dan pada orang tua dapat terjadi penurunan kesadaran. Bila diduga selulitis disebabkan oleh streptokokus, yang hanya dapat diobati dengan penisilin, maka mulailah dengan memberi benzilpenisilin intravena. Bila tungkai terserang, istirahat di tempat tidur merupakan hal yang penting dalam pengobatan. Bila berkembang menjadi nekrosis jaringan yang luas, maka perlu dilakukan tindakan bedah untuk mengangkat jaringan nekrotik tadi (debridement).
Keadaan yang sangat parah, di mana terjadi selulitis yang dalam, yang jugs mengenai fascia dan otot, disebut ‘necrotizing fasciitis’. Pada beberapa tahun yang lalu kelainan ini menjadi terkenal ketika hal ini menarik perhatian pers terkemuka di lnggris dan diberitakan sebagai disebabkan oleh ‘virus pemakan daging’. Hal ini berhubungan dengan nekrosis jaringan yang luas dan toksemia yang parah, yang bisa cepat menyebabkan kematian, kecuali bila segera dilakukan tindakan, termasuk dilakukannya eksisi jaringan yang terkena.
Beberapa pasien mengalami selulitis yang sering kambuh, di mana setiap episode merusak saluran limfe yang kemudian akan menyebabkan edema. Kasus ini bisa diatasi dengan memberikan penisilin V oral untuk pencegahan atau eritromisin untuk mencegah terjadinya serangan lebih lanjut.